Sejarah Dan Arwah Noni Di Bandung

Hantu Nancy yang Begitu Tenar di Seantero Bandung. Inilah ...

 1. Gedung Sate yang menjadi ikon kota Bandung ini ternyata punya kisah misterius tersendiri. Cobalah wisata malam ke gedung ini!

Siapa sih yang tahu Gedung Sate di Bandung? Gedung yang sangat mencolok mata ini tentulah sering kamu lewati tiap kali ke Bandung. Gedung ini memang menjadi bukti sejarah peninggalan Belanda. Dengan struktur bangunan kuno nan elegan, ternyata gedung ini nggak selamanya nyaman loh buat kamu kunjungi di malam hari! Ya, kalau kamu tertarik sih, nggak masalah. Nah, berikut kejadian yang kerap dialami oleh mereka yang pernah melintas dan berkunjung di daerah sini.


Gedung Sate ini ternyata nggak dijaga oleh manusia aja. Meski sudah ada dua-tiga penjaga malam di pos jaga, ternyata mereka juga punya teman yang ikut menjaga dari alam yang berbeda. Adalah kakek berkepala botak dengan jenggot putih menjuntai ke dada, yang turut menjaga bangunan tua ini. Penjaga malam Gedung Sate ini pernah mengaku bahwa keberadaan kakek ini bukan bualan belaka. Pada periode 2000-an, Kakek ini mengejutkan para penjaga di pos jaga dengan mengetuk-ketuk kaca pos. Penjaga yang tengah siaga, spontan terkejut dengan ulah si Kakek ini. Dia langsung keluar untuk memeriksa keadaan, sekadar ingin menawarkan pertolongan. Alih-alih bisa berbicara dengan si Kakek tersebut, penjaga itu hanya menemui derik suara jangkrik dan hembusan angin yang mencekam. Pengakuan berikutnya datang dari ruang sub-humas. Kakek misterius itu juga kerap mendatangi ruang sub-humas, mungkin beliau hanya ingin ‘say hello‘? Atau sekedar ajakan minum bersama.


Masih berada di luar gedung, para penjaga yang lainnya pernah menuturkan kesaksiannya atas makhluk tak kasat mata yang sering mondar-mandir di halaman depan gedung. Di depan gedung ini, terdapat sebuah tugu yang terbuat dari sebongkah batu dengan tulisan seperti ini:


“Dalam mempertahankan Gedung Sate terhadap serangan pasukan Gurkha tanggal 3 Desember 1945, tujuh pemuda gugur dan dikubur oleh pihak musuh di halam ini. Bulan Agustus 1952 ditemukan jenazah Suhodo, Didi, dan Muchtarudin, yang dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Jenazah Rana, Subengat, Surjono, dan Susilo tetap berada di sini.”Tuh kan ada 3 yang tertinggal. Makkkk…Konon katanya, sosok yang mereka lihat adalah beberapa pemuda dengan setelan jadul yang suka berjalan-jalan di halaman depan gedung ini ketika malam menyerang. Eng ing eng…


Beralih ke halaman belakang gedung ketika malam telah larut, kamu hanya akan melihat kabut pekat yang entah dari mana asalnya. Seperti ada yang sedang membakar sampah di halaman belakang gedung ini. Tapi jangan salah, perhatikan baik-baik! Dulu, ketika belum banyak lampu jalanan seperti sekarang ini, malam di belakang Gedung Sate hanyalah kegelapan dan dingin angin malam yang menusuk tulang. Dari pekatnya kabut itu, samar-samar kamu akan melihat sekompi tentara atau pasukan yang nggak pernah kamu temui sebelumnya. Entah itu tentara Belanda atau Jepang, entahlah. Masih menurut penjaga gedung, pasukan itu seperti sedang latihan baris-berbaris. Dan kasat mata, tentunya. Kalau kamu mau membuktikannya, ada baiknya kamu segera mengunjungi gedung yang terletak di Jalan Diponegoro Nomor 22, Bandung ini.Atau mau ikut baris-berbaris dengan arwah tentara itu?


2. Beranjaklah ke belakang Gedung Sate. Museum Pos di Bandung ini nggak kalah serunya untuk kamu ‘singgahi’ loh.

Berlokasi tidak jauh dari Gedung Sate, Museum Pos Indonesia di Bandung ini juga menjadi saksi sejarah yang nyata. Berdiri sejak tahun 1933 dengan nama asli Museum Pos Telegrap dan Telepon ini dibangun pada masa Hindia Belanda dengan arsitektur Itali kuno. Museum Pos ini mengoleksi beberapa benda bersejarah dalam perposan di Indonesia dari masa Hindia Belanda, penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, hingga zaman modern ini dalam berbagai rupa dokumentasi sejarah. Tanpa mengubah daya gunanya, museum ini menjadi wisata edukasi bagi siapapun yang hendak belajar sejarah per-posan di Indonesia. Tapi, ditilik dari sisi yang berlainan, ternyata bangunan tua ini memiliki wisata malam yang patut kamu coba! Mau memacu adrenalinmu?


Memiliki kesamaan usia dan letak geografis yang hampir berdekatan, membuat Museum Pos menjadi gedung yang tak perlu diragukan lagi ‘keangkerannya’. Berarsitektur Itali kuno dengan struktur bangunan yang kokoh serta interior yang nggak biasa, menjadikan gedung ini tampak menyeramkan. Ya, namanya juga bangunan tua, ya, ‘kan?Cobalah kamu melangkah ke ruang bawah tanah. Kalau kamu beruntung, mungkin penjaga bersedia menyilakan kamu untuk memasukinya. Di sana, terdapat sebuah ruang bawah tanah yang berisikan patung atau manekin manusia. Ketika kamu melayangkan langkah pertama ke anak tangga teratas, kamu sudah bisa melihat kepala-kepala manekin yang menatap lurus. Di bawah remang-remang cahaya dari lantai atas, menyusuri beberapa anak tangga, seolah kamu berjalan dengan tertatih. Langkah berikutnya, kamu bisa merasakan tatapan tajam dari mata-mata manekin yang terkesan seperti memanggil, meneriaki, dan memaksamu untuk enyah dari ruang bawah tanah itu. Bukan nggak mungkin kamu akan ternganga dan hanya bisa bergeming ketika menyadari keberadaan mereka. Menurut kesaksian para penjaga museum, mereka mengisahkan bahwa manekin tersebut memang hidup ketika malam hari. Mungkin ini seperti bualan, tapi ada baiknya kamu harus mencobanya sendiri.Ya mungkin patung-patung manekin itu akan memanggilmu dalam bisik perlahan, “Kemarilah, kemarilah!”


3. Gereja dan rumah tua di Pasteur yang dicengkeram seekor gurita raksasa. Denting bel misterius yang bisa memecahkan malammu ketika melintasinya.

“Patung itu sebenarnya dipakai buat tendon air, di dalam kepalanya ada wadah untuk menampung air,” kata Afnizar, ketua RT di wilayah tersebut, seperti dilansir dari VideoCanival.Konon katanya, rumah ini milik Bapak Frans, seorang Batak yang memang memiliki jiwa seni yang tinggi. Disarikan dari berbagai sumber, patung gurita yang ‘menempel’ di atap rumahnya itu karya anak-anak ITB dulunya. Juga kartu-kartu domino yang melekat di dinding rumah bagian depan. Kini rumah itu hanya dijaga oleh ibu-ibu paruh baya seorang diri. Sementara Pak Frans lebih sering ke Jakarta, singgah ke rumahnya yang juga banyak terdapat patung-patung unik.


Ada kejadian ‘unik’ beberapa tahun lalu, ketika seseorang mendatangi rumah ini dan menemui Pak Afnizar. Untuk apa? Alibinya sih cuma pengin beribadah di gereja itu. Heeh. Kayak nggak ada gereja lain saja, ya. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa nggak jarang mendengar denting bel dari dalam rumah itu saat tengah malam. Namun, ketika kamu mencoba untuk melihat ke sana, siapa yang memukul genta, kamu hanya akan menemui angin malam yang menusuk. Tak ada siapa-siapa.


4. Bandung Medical Center, rumkit dengan relief tokoh di dinding bangunan dan tangis seorang bayi yang bikin berdebar!

Pada gedung ini tertulis sebuah larangan untuk memasuki bangunan tua ini, tepatnya di lantai dasar pada ruang bersalin dan operasi. Bukan karena alasan kamu nggak bawa BPJS, tapi di ruangan itu kerap kali terjadi kesurupan. Makanya, si penjaga melarang siapa pun buat masuk. Tapi sekarang sudah ada kebijakan, kamu harus bayar lima ribu rupiah untuk menjelajahi rumah sakit ini.Bangunan yang terletak di jalan H. Wasid Bandung ini memang seolah melambaikan tangannya untuk orang-orang agar mengunjunginya. Hal yang membuat rumkit ini tampak horor adalah relief yang menempel di dinding bangunannya. Warna cat yang sudah luntur dan nggak terurus, membuat relief-relief manusia yang sedang berpose setengah badan itu terlihat mengerikan.


Konon, BMC yang sudah ditutup sejak tahun 1997 ini dihuni oleh arwah-arwah pasien yang nggak tertolong nyawanya. Warga setempat mengaku sering mendengar suara tangis bayi dan sosok wanita di tengah malam yang bisa memacu adrenalin. Kamu berani? Mungkin kamu akan ikut menangis bila mendengar tangis bayi. Kalau di rumah sakit ini, nggak tahu deh, kamu akan menangis haru atau menangis karena ketakutan karena pekik tangis seorang bayi.Oek oek oek. Hiiiii!


5. Gua Belanda yang diakuisisi Jepang ini siap mengantarmu ke sisi gelap masa kelam penjajahan di Indonesia. Nggak percaya? Coba saja!

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah tempat wisata alam dan sejarah yang bisa kamu kunjungi di daerah Dago Atas, Bandung. Ada banyak spot yang bisa kamu kunjungin di sini, tapi untuk yang tempat horror, Gua Belanda dan Gua Jepang.


Konon, Gua Belanda ini dulu digunakan tentara Belanda untuk menyimpan persenjataan dan sebagai pusat komunikasi. Sebelumnya, mereka menggunakan gua yang membelah bukit ini sebagai saluran air untuk pembangkit listrik tenaga air pertama di Indonesia. Pada perkembangannya, mereka membuat terowongan-terowongan tambahan sebagai tempat interogasi dan juga penjara.Nah, nggak sedikit loh, pribumi yang tewas di dalam gua Belanda ini. Konon, arwah-arwah di gua ini masih menuntut keadilan dan dendam. Engg… Makanya, sekarang gua ini agak berbau mistis. Ya, kalau kamu nggak percaya, main saja ke sini. Berani? Kalau masih kurang greget, coba ke Gua Jepang!


Setelah Belanda menyerah dari Indonesia, giliran Jepang mengakuisisi dan menambah jumlah terowongan di gua ini. Dalam pembangunan gua ini, Jepang menggunakan tenaga kerja paksa dari masyarakat setempat. Tahu, ‘kan, gimana kejamnya tentara Jepang dulu dalam romusha? Ya, nggak sedikit pekerja yang meninggal dalam gua tersebut.Keadaan gua yang gelap dan pengap akan menambah suasana senyap ketika kamu berkunjung ke gua ini. Tenang, penjaga di sini bakal kasih kamu senter kok, tapi bayar Rp3.000 per senter. Sebelum tempat ini menjadi taman wisata dan nggak terurus, kamu akan menemukan beberapa kejanggalan dalam perut gua, bahkan baru di bibir gua pun kamu bisa dipastikan akan merinding. Dingin, pengap, dan bau bacin. Noni Belanda siap menemani perjalananmu menyusuri gua ini loh. Bergaun merah muda dengan konde seperti sinden, sosok wanita Belanda ini akan mengamati setiap gerak-gerikmu. Berani main ke sini?


“Mau saya antar, Mas?” sapa Noni Belanda.


Postingan Populer